MAKNA GHIBAH
1. Secara Bahasa: Merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari
nampak, yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang
bersumber dari hati atau bukan dari hati. Maka ghibah menurut bahasa
ialah: Membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi
pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun
keburukan.
2. Secara Definisi: Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim
tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak
disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun
sindiran. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa nabi SAW pada suatu
hari bersabda:
Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : ALLAH dan rasul-NYA
yang lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW: Engkau membicarakan saudaramu
tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika
pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab
nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu
telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada
padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya. (HR Muslim/2589, Abu
Daud 4874, Tirmidzi 1935)
BENTUK-BENTUK SERTA JENIS-JENIS GHIBAH
1. Aib dalam Agama. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu
fasiq, atau fajir (suka berbuat dosa), pengkhianat, zhalim, melalaikan
shalat, meremehkan terhadap najis, tidak bersih kalau bersuci, tidak
memberikan zakat pada yang semestinya, suka meng-ghibah, dan sebagainya.
2. Aib Fisik. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buta,
tuli, bisu, lidahnya pelat/cadel, pendek, jangkung, hitam, gendut,
ceking, dan sebagainya.
3. Aib Duniawi: Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu kurang
ajar, suka meremehkan orang lain, tukang makan, tukang tidur, banyak
omong, sering tidur bukan pada waktunya, duduk bukan pada tempatnya, dan
sebagainya.
4. Aib Keluarganya. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu bapaknya fasik, Cina, tukang batu, dan lain-lain.
5. Aib Karakter. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buruk
akhlaqnya, sombong, pendiam, terburu-buru, lemah, lemah hatinya,
sembrono, dan lain-lain.
6. Aib Pakaian. Kedodoran bajunya, kepanjangan, ketat, melewati mata kaki, kucel/dekil, dan sebagainya.
7. Ghibah dikalangan Ulama. Seperti kata-katamu pada sesama muslim:
Bagaimana sih kabarnya? (dengan maksud meremehkan), semoga ALLAH
memperbaikinya, semoga ALLAH mengampuninya, kita memohon ‘afiah dari
ALLAH, semoga ALLAH memaafkan kita karena kurang rasa malu, dan
sebagainya semua kata dan doa yang maksudnya mengecilkan kedudukan orang
lain.
8. Prasangka Buruk Tanpa Alasan. Prasangka buruk merupakan ghibah hati.
9. Mendengar Ghibah. Tanpa mengingkari/menegur, dan tidak meninggalkan majlis tersebut.
HUKUM GHIBAH DALAM ISLAM
Ghibah hukumnya haram dalam syariat Islam berdasarkan ijma’ kaum
muslimin karena dalil-dalil yang jelas dan tegas baik dalam kitab maupun
sunnah, diantaranya:
1. Bersabda nabi SAW saat hajji wada’:
“Hari apakah ini?!” Jawab semua manusia yang hadir ketika itu: Hari
Arafah ya rasuluLLAH.. Tanya nabi SAW lagi: “Di tanah apakah ini?!”
Jawab manusia yang hadir: Di tanah haram ya rasuluLLAH… Tanya nabi SAW
lagi: “Bulan apakah ini?!” Jawab manusia lagi: Bulan haram ya
rasuluLLAH… Maka kata nabi SAW: “Sesungguhnya darah-darah kalian,
harta-harta kalian, kehormatan-kehormatan kalian haram hukumnya atas
kalian, sama seperti haramnya hari ini, di tanah ini dan di bulan ini
!!! Apakah sudah aku sampaikan pada kalian?!” Maka jawab manusia yang
hadir: Sudah wahai rasuluLLAH.. Maka kata nabi SAW lagi: “Ya ALLAH
saksikanlah sudah aku sampaikan…” (HR Bukhari 1/145-146, Muslim 1679)
2. Bersabda nabi SAW:
“Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka
ALLAH SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR
Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)
3. Bersabda nabi SAW:
“Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yang memiliki kuku-kuku
panjang dari tembaga, sedang mencakari muka-muka dan dada-dada mereka
sendiri. Maka aku bertanya pada Jibril: Siapa mereka ini? Jawab Jibril:
Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia dengan
merusak kehormatan mereka.” (HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)
4. Nabi SAW berdiri untuk shalat, lalu beliau SAW bertanya:
“Dimana Malik bin Dukhsyum?” Maka ada yang menjawab: Ia sudah munafik
wahai rasuluLLAH, tidak lagi mencintai ALLAH dan rasul-NYA. Maka jawab
nabi SAW: “Jangan sekali-kali kamu berani berkata begitu! Tidakkah kamu
lihat ia mengucapkan Lailaha ilaLLAH karena mengharap keridhaan-NYA?!
Sungguh ALLAH SWT telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan
La ilaha illaLLAH karena mengharapkan keridhaan-NYA.” (HR Bukhari
3/49-50, Muslim 1/455)
5. Bersabda nabi SAW:
“Muslim dengan muslim lainnya itu bersaudara, tidak boleh mengkhianati,
mendustakan dan menghina. Setiap muslim dengan muslim lainnya haram
kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini! (sambil nabi SAW
menunjuk pada dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci
saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim 2564)
6. Bersabda nabi SAW pada Aisyah ra ketika Aisyah ra berkata tentang Shafiyyah ra:
Apakah cukup bagi anda Shafiyyah yang begitu? (maksudnya pendek
badannya). Maka jawab nabi SAW: “Sungguh engkau sudah mengucapkan 1 kata
yang seandainya dicampur dengan air lautan maka niscaya akan berubah
lautan itu karenanya.” (HR abu Daud 4875, Tirmidzi 2504-2505, Ahmad
6/189).
Sehingga berkata Imam Nawawi rahimahuLLAH:
Diantara peringatan yang paling hebat tentang akibat ghibbah adalah
hadits ini dan aku tidak pernah menemukan hadits yang lebih keras
peringatannya tentang masalah ini selain hadits ini.
sumber (forum bebas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar